Senin, 21 Mei 2012

DIALOG DRAMA 6 ORANG : TRAGEDI 6 SAHABAT


_TRAGEDI     6    SAHABAT_
KARYA : BADARIAH
          Menjelang liburan akhir pekan, Ria, Dini, Yensi, Bruno, Tian dan Tama berlibur di villa milik salah satu dari mereka, yang terletak di daerah pegunungan. Saat tiba di villa, mereka melihat darah berceceran di lantai teras villa.
                Tian : Tam, koq ada darah??? Ini darah siapa??? (sambil mengamati darah tersebut)
                Tama : I.. i.. itu... itu darah hewan mungkin.... soalnya, kakek paling suka berburu.
                Ria : Tapi kenapa tidak di pel???? Kan kotor????
                Tama : mu..mungkin mau mancing hewan yang lain...
                Yensi : kenapa seperti darah manusia??
                Tama : me.mang begitukan, da.. darah manusia kan hampir sama dengan darah hewan... hhmmm,, kita masuk saja ya,, kalian pasti cape kan..
                Ke enam sahabat tersebut masuk ke villa. Memilih kamar untuk istirahat..
MALAM PERTAMA, AWAL TRAGEDI
(Kamar Tian dan Bruno)... Tian dan Bruno tidur satu kamar.
                Bruno : aduuuhhh,,, mau pipis lagi...
Bruno ke luar kamar, berlari kecil menuju toilet.
(Kamar Dini, Ria, Yensi)... sejak tadi, Dini belum juga dapat tertidur.. Ia sedang membaca buku, sementara kedua temannya sudah tidur sedari tadi.
Sseettttt.. Ssseettttt...
                Dini : suara apaan itu..??? kaya suara pisau di asah.. (dini menutup buku yang ia baca)
Sseettttt.. Ssseettttt... (suara aneh itu terdengar lagi)
                Dini : Ri,,, Yen bangunn....!! (dini membangunkan kedua temannya) ... bangunn...
Perlahan, Yensi dan Ria terbangun.. sebenarnya mereka masih sangat mengantuk.
                Yensi : Apaan sih, din?? Ini kan masih tengah malam
                Dini : sstttttt... aku  dengar suara aneh
Mereka terdiam, Sseeettttt, suara itu masih sangat jelas terdengar.
                Ria : suara apa sih..???
                Dini : sssttttt,, makanya jangan berisik...
Ssettttt
Lama-kelamaan, suara itu menghilang.
                Yensi : sudah ah,, mungkin itu kerjaan tukang kebun di Villa ini. Tidur sana.
Mereka kembali merebahkan badannya di kursi.. tapi, tiba-tiba.............
                “SIAPA KAUUU..??” terdengar suara bentakan Bruno dari arah dapur. Mereka semua terbangun kembali.
                Yensi : itu suara Bruno...
                “APA YANG KAU LAKUKAN...??” Suara Bruno terdengar gugup.. “TIIDAAKKKKKKKKKK” teriakan terakhir Bruno membuat mereka bertiga merinding. Beberapa detik kemudian, suara itu tidak terdengar lagi..
                Yensi : kenapa si Bruno...?
                Dini : kita liat yu...
Ketiga remaja itu berjalan menuju arah dapur. Mereka mengamati setiap lantai dapur, tidak mendapati seseorangpun kecuali darah.
                Ria : darah..?? ini darah siapa.??
                Dini : ssebaiknya kita kembali kekamar, ,  perasaanku tidak enak.
=====SIANG HARI=====
(Diruang tamu)
                Tian : Bruno...!!! Bruno...!! (sambil berteriak)
                Ria : Tian..apa yang kamu lakukan..
                Tian : aku mencari Bruno, semenjak tadi ia menghilang
                Ria : mungkin sedang lari pagi keliling Villa
                Tian : tapi, inikan sudah siang, Bruno pasti sudah kembali ke villa
Tama masuk dengan keringat Bercucuran dan sebagian bajunya di penuhi tinta merah, seperti Darah
                Tian : tama ? kamu dari mana???
                Tama: a..aku.. dari hutan..
                Ria :hutan?? Untuk apa kamu kehutan???
                Tama : Be.. Berburu.... a.aku duluan ya... soalnya, aku mau mandi.



MALAM KEDUA
Tengah malam, Tian keluar kamar menuju dapur. Ia haus, dan ingin segera minum. Saat sedang minum, tiba-tiba.... (swiingggg).. seperti ada orang lewat dibelakangnya, dengan segera ia juga menoleh kebelakang dan tidak mendapati siapa pun.
                Tian : tidak ada siapapun..
Ia kembali menghadap ke depan dan (jlebbb) gelas yang ia pegang terjatuh dan sesuatu menusuk perutnya.. darah segar kembali mengalir dan membanjiri lantai dapur..... (bruuukkk) Tian kehilangan keseimbangan dan jatuh terbaring.. orang tersebut terseyum miring.
Dini keluar kamar menuj kamar kecil dekat dapur. Dan......
                Dini : Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa............
Dini berteriak saat melihat tubuh Tian terbaring tanpa nyawa......
                Dini : Tian.. apa yang terjadi..???
dini menggoyangkan tubuh Tian, berharap masih ada nyawanya.. tapi,, semua sia-sia
=====SIANG HARI=====
Ketiga remaja itu semakin panik, begitu kedua teman-temannya sudah meninggal.
                Dini : aku mau pulang...
                Tama : dini.. jangan pulang, tetaplah disini...
                Dini : tapi tam,, aku rasa villa ini tidak ama.
                Yensi : aku juga mau pulang.. villa ini aneh
                Tama : tapi, liburankan belum berakhir.
                Yensi : tapi, villa ini tidak aman lagi.
                Dini : ia, pokoknya besok aku akan pulang
                Yensi: aku juga
                Tama: ba, baiklah... aku akan mengantarkan kalian
MALAM KETIGA
Ketiga gadis remaja itu membereskan barang-barang mereka dikamar. Berharap besok pulang cepat... Tiba-tiba,,,
                Yensi : yaaaa,,, mati lampu
                Ria : aku cari liin dulu ya..
Ria meraba-raba lemari, membuka dan menemukan senter, ia menyalakan senter itu untuk kembali mencari lilin, dan KLIK,, belum sempat mendapatkan lilin, lamu menyala kembali..
                Yensi : Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......
Suara teriakan Yensi , membuat Ria segera kembali ke kamar. Saat masuk, Dini sudah terbaring tak bernyawa sambil memegang pisau yang menancap diperutnya. Dan bekas cekikan dilehernya.
                Yensi : hah... lagi ...
                Ria : siapa yang melakukannya.
                Yensi : aku ngga liat mukanya.... kan gelap
                Ria : kita pasti sedang di teror.
                Yensi : ini terlalu mengerikan, kita harus cepat-cepat  pulang.. semakin lama kita disini, kita juga pasti akan terbunuh.
                Ria : Dimana Tama ???? kenapa setiap saat kejadian seperti ini dia selalu saja menghilang???
=====SIANG HARI=====
Ria dan Yensi menyeret tas Koper mereka Keluar villa. Mereka ingin segera keluar dari Villa ini.. Tama, menahan mereka didepan pintu
                Tama : kalian jangan dulu pergi..
                Yensi : kenapa?? Villa ini berbahaya..Aku ngga mau lama-lama di villa ini..
                Tama : aku mohon, kalian tinggal sebentar saja lagi disini, satu malam tidak apa-apa..
                Ria : kenapa kamu begitu memaksa kami..
                Tama : sebenarnya besok adalah hari ulang tahunku.. aku ingin merayakannya di sini. Apa kalian tidak ingin ikut merayakannya??
                Yensi : baiklah.. aku tidak akan pulang... kami akan menginap disini lagi, tapi, hanya satu malam.. besok pagi, kami akan segera pulang...
Tama tersenyum.
MALAM KEEMPAT
Ria sedang duduk di sofa ruang tamu sambil membaca sebuah buku... Tap.. Tap, tap, suara seseorang yang sedang berjalan kearahnya. Ria membalikkan badannya dan mendapati Tama bejalan mendekatinya.
                Ria : tama, apa yang kamu lakukan....??
Tama tidak menjawab, ia mengeluarkan pisau belati dari punggungnya.           
                Ria : tama?? Ada apa?? (Ria mulai merasa gugup)
                Tama : aku benci jadi yang terbelakang, Ri..?? (suara tama begitu tajam). Aku benci karena selalu kalian rendahkan, kalian tidak mengerti perasaan seorang teman. Aku selalu bersikap baik pada kalian. Tapi, kenyataannya kalian malah sering mengejekku.
                Ria : jadi.?? Kamu yang telah membunuh mereka???
                Tama : ia,, aku lakukan ini semua karena balas dendam.
Tama mendekati Ria sambil mengacungkan pisau yg tadi ia pegang.
                Ria : Tam, ka.. kami minta maaf,,, aku mewakili mereka semua untuk meminta maaf sama kamu, aku mohon, kamu hentikan balas dendam ini. Semua tidak ada artinya tam.
                Tama : sudah terlambat,Ri...
Tama mengambil ancang –ancang untuk menusukkan pisau itu pada Ria.
                Ria : Aaaaaaaaaaaaaa.... yensiiiiiiiiii.... Tolongggggggggg
Dan (Jlebbbbb) pisau  menusuk perut Ria. Ria terduduk Lemah.. suara seseorang mendekat kearah mereka..
                Yensi : tamaaa!!!! Apa yang kamu lakukan....!!!
                Tama : balas dendam (sambil tersenyum jahat).. aku muak karena sikap kalian yang tidak pernah mengerti perasaan aku.. makanya, aku sengaja mengajak kalian ke Villa ini untuk balas dendam pada kalian,, rupanya kalian mudah sekali dibujuk....
                Yensi  : bukankah waktu itu kami sudah meminta maaf.. dan kamu sendiri yang mengatakan bahwa kamu telah memaafkan kami.
                Tama : tidak semudah itu menghilangkan sakit hati.. setelah hampir 3 tahun, aku kalian jadikan bahan tertawaan. Dan dengan ucapan maaf kalian membayarnya??
                Yensi : tapi, dengan membunuh kami semua, itu juga tidak ada artinya.
Tama tidak peduli dengan  ucapan yensi, ia mendekati Yensi dengan mengacungkan  pisau belati yang di penuhi darahnya Ria.
                Tama : tentu berarti jika orang-orang yang merendahkan ku mati dengan tanganku sendiri..
Yensi terpojok, ia tidak bisa mundur lagi.. Tama berada didepannya sambil mengambil ancang-ancang untuk membunuhnya.
                Yensi : tama, kami benar-benar minta maaf..
                Tama : tapi ini sudah terlalu terlambat...
Dan (jlebbbb) pisau juga menembus perut  yensi.....
                “TAMAA” suara seseorang muncul dari belakang. Tama menoleh. Yensi terjatuh.
                Tama : bruno..?? ka...kamu...... kamu masih hidup????
                Bruno : ia, aku masih hidup...
                Tama: ta... tapi,,, tapi... bagaimana bisa????
                Bruno : waktu kamu membuang ku di hutan,, aku memang belum mati.. aku berhasil diselamatkan  oleh salah satu warga. Aku berjanji, jika aku sembuh total, aku akan membalas nya,, awalnya aku tidak menyangka, kalau kamu adalah pembunuh kami semua.. tapi, itu memang kenyataannya, dan siapapun kamu, aku tetap akan membunuhmu.
                Tama : mungkin aku yang akan membunuhmu terlebih dahulu..
Tama menyerang Bruno dgn pisau belatinya, dan Bruno mengeluarkan pisau dari punggungnya, keduanya saling menyerang. waktu Tama menyerang Bruno bagian perut, Bruno menghindar dan membalas menyerang Tama dibagian kepala, Tama menangkisnya. . .
Tama dan Bruno saling berhadapan, , menetralkan pernafasan mereka.
                Bruno : tidak ku sangka, ternyata orang sepertimu mampu jadi seorang pembunuh.. ternyata ambisi mu untuk balas dendam itu sangat kuat.
                Tama :itulah sebabnya, jangan pernah merendahkan orang sepertiku.
Tama dan Bruno kembali menyerang. Tapi, (Jlebbbbbb. Jlebbbbbb) Perut Bruno jadi sasaran Tama, dan perut Tama juga sasaran Bruno. Akhirnya mereka berdua yang terkena pisau. Bruno dan Tama sama-sama memegang pisau yang menancap di perut mereka...
                Tama : (sambil tersenyum seraya menahan rasa sakit) hmmm, aku senang, akhirnya, aku bisa membalaskan semua dendamku pada kalian..
                Bruno : (sambil tersenyum seraya menahan rasa sakit) hhhh,, aku juga senang, karena bisa membunuh orang yang telah membunuh sahabat-sahabatku.......
Dan akhirnya Bruno dan Tama sama-sama terjatuh tak bernyawa.
_S E L E S A I _