_TRAGEDI 6 SAHABAT_
KARYA : BADARIAH
KARYA : BADARIAH
Menjelang
liburan akhir pekan, Ria, Dini, Yensi, Bruno, Tian dan Tama berlibur di villa
milik salah satu dari mereka, yang terletak di daerah pegunungan. Saat tiba di
villa, mereka melihat darah berceceran di lantai teras villa.
Tian : Tam, koq ada darah??? Ini
darah siapa??? (sambil mengamati darah tersebut)
Tama : I.. i.. itu... itu darah
hewan mungkin.... soalnya, kakek paling suka berburu.
Ria : Tapi kenapa tidak di
pel???? Kan kotor????
Tama : mu..mungkin mau mancing
hewan yang lain...
Yensi : kenapa seperti darah
manusia??
Tama : me.mang begitukan, da..
darah manusia kan hampir sama dengan darah hewan... hhmmm,, kita masuk saja
ya,, kalian pasti cape kan..
Ke enam sahabat tersebut masuk
ke villa. Memilih kamar untuk istirahat..
☆
MALAM PERTAMA, AWAL TRAGEDI ☆
(Kamar
Tian dan Bruno)... Tian dan Bruno tidur satu kamar.
Bruno : aduuuhhh,,, mau pipis
lagi...
Bruno
ke luar kamar, berlari kecil menuju toilet.
(Kamar
Dini, Ria, Yensi)... sejak tadi, Dini belum juga dapat tertidur.. Ia sedang
membaca buku, sementara kedua temannya sudah tidur sedari tadi.
Sseettttt..
Ssseettttt...
Dini : suara apaan itu..??? kaya
suara pisau di asah.. (dini menutup buku yang ia baca)
Sseettttt..
Ssseettttt... (suara aneh itu terdengar lagi)
Dini : Ri,,, Yen bangunn....!!
(dini membangunkan kedua temannya) ... bangunn...
Perlahan,
Yensi dan Ria terbangun.. sebenarnya mereka masih sangat mengantuk.
Yensi : Apaan sih, din?? Ini kan
masih tengah malam
Dini : sstttttt... aku dengar suara aneh
Mereka
terdiam, Sseeettttt, suara itu masih sangat jelas terdengar.
Ria : suara apa sih..???
Dini : sssttttt,, makanya jangan
berisik...
Ssettttt
Lama-kelamaan,
suara itu menghilang.
Yensi : sudah ah,, mungkin itu
kerjaan tukang kebun di Villa ini. Tidur sana.
Mereka
kembali merebahkan badannya di kursi.. tapi, tiba-tiba.............
“SIAPA KAUUU..??” terdengar
suara bentakan Bruno dari arah dapur. Mereka semua terbangun kembali.
Yensi : itu suara Bruno...
“APA YANG KAU LAKUKAN...??” Suara
Bruno terdengar gugup.. “TIIDAAKKKKKKKKKK” teriakan terakhir Bruno membuat
mereka bertiga merinding. Beberapa detik kemudian, suara itu tidak terdengar
lagi..
Yensi : kenapa si Bruno...?
Dini : kita liat yu...
Ketiga
remaja itu berjalan menuju arah dapur. Mereka mengamati setiap lantai dapur,
tidak mendapati seseorangpun kecuali darah.
Ria : darah..?? ini darah
siapa.??
Dini : ssebaiknya kita kembali
kekamar, , perasaanku tidak enak.
=====SIANG
HARI=====
(Diruang
tamu)
Tian : Bruno...!!! Bruno...!!
(sambil berteriak)
Ria : Tian..apa yang kamu
lakukan..
Tian : aku mencari Bruno,
semenjak tadi ia menghilang
Ria : mungkin sedang lari pagi
keliling Villa
Tian : tapi, inikan sudah siang,
Bruno pasti sudah kembali ke villa
Tama
masuk dengan keringat Bercucuran dan sebagian bajunya di penuhi tinta merah,
seperti Darah
Tian : tama ? kamu dari mana???
Tama: a..aku.. dari hutan..
Ria :hutan?? Untuk apa kamu
kehutan???
Tama : Be.. Berburu.... a.aku
duluan ya... soalnya, aku mau mandi.
☆ MALAM KEDUA ☆
Tengah
malam, Tian keluar kamar menuju dapur. Ia haus, dan ingin segera minum. Saat
sedang minum, tiba-tiba.... (swiingggg).. seperti ada orang lewat
dibelakangnya, dengan segera ia juga menoleh kebelakang dan tidak mendapati
siapa pun.
Tian : tidak ada siapapun..
Ia
kembali menghadap ke depan dan (jlebbb) gelas yang ia pegang terjatuh dan
sesuatu menusuk perutnya.. darah segar kembali mengalir dan membanjiri lantai
dapur..... (bruuukkk) Tian kehilangan keseimbangan dan jatuh terbaring.. orang
tersebut terseyum miring.
Dini
keluar kamar menuj kamar kecil dekat dapur. Dan......
Dini :
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa............
Dini
berteriak saat melihat tubuh Tian terbaring tanpa nyawa......
Dini : Tian.. apa yang
terjadi..???
dini
menggoyangkan tubuh Tian, berharap masih ada nyawanya.. tapi,, semua sia-sia
=====SIANG
HARI=====
Ketiga
remaja itu semakin panik, begitu kedua teman-temannya sudah meninggal.
Dini : aku mau pulang...
Tama : dini.. jangan pulang,
tetaplah disini...
Dini : tapi tam,, aku rasa villa
ini tidak ama.
Yensi : aku juga mau pulang.. villa
ini aneh
Tama : tapi, liburankan belum
berakhir.
Yensi : tapi, villa ini tidak
aman lagi.
Dini : ia, pokoknya besok aku
akan pulang
Yensi: aku juga
Tama: ba, baiklah... aku akan
mengantarkan kalian
☆
MALAM KETIGA ☆
Ketiga
gadis remaja itu membereskan barang-barang mereka dikamar. Berharap besok
pulang cepat... Tiba-tiba,,,
Yensi : yaaaa,,, mati lampu
Ria : aku cari liin dulu ya..
Ria
meraba-raba lemari, membuka dan menemukan senter, ia menyalakan senter itu
untuk kembali mencari lilin, dan KLIK,, belum sempat mendapatkan lilin, lamu
menyala kembali..
Yensi :
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......
Suara
teriakan Yensi , membuat Ria segera kembali ke kamar. Saat masuk, Dini sudah
terbaring tak bernyawa sambil memegang pisau yang menancap diperutnya. Dan
bekas cekikan dilehernya.
Yensi : hah... lagi ...
Ria : siapa yang melakukannya.
Yensi : aku ngga liat
mukanya.... kan gelap
Ria : kita pasti sedang di
teror.
Yensi : ini terlalu mengerikan,
kita harus cepat-cepat pulang.. semakin
lama kita disini, kita juga pasti akan terbunuh.
Ria : Dimana Tama ???? kenapa
setiap saat kejadian seperti ini dia selalu saja menghilang???
=====SIANG
HARI=====
Ria
dan Yensi menyeret tas Koper mereka Keluar villa. Mereka ingin segera keluar
dari Villa ini.. Tama, menahan mereka didepan pintu
Tama : kalian jangan dulu
pergi..
Yensi : kenapa?? Villa ini
berbahaya..Aku ngga mau lama-lama di villa ini..
Tama : aku mohon, kalian tinggal
sebentar saja lagi disini, satu malam tidak apa-apa..
Ria : kenapa kamu begitu memaksa
kami..
Tama : sebenarnya besok adalah
hari ulang tahunku.. aku ingin merayakannya di sini. Apa kalian tidak ingin
ikut merayakannya??
Yensi : baiklah.. aku tidak akan
pulang... kami akan menginap disini lagi, tapi, hanya satu malam.. besok pagi,
kami akan segera pulang...
Tama
tersenyum.
☆
MALAM KEEMPAT ☆
Ria
sedang duduk di sofa ruang tamu sambil membaca sebuah buku... Tap.. Tap, tap,
suara seseorang yang sedang berjalan kearahnya. Ria membalikkan badannya dan
mendapati Tama bejalan mendekatinya.
Ria : tama, apa yang kamu
lakukan....??
Tama
tidak menjawab, ia mengeluarkan pisau belati dari punggungnya.
Ria : tama?? Ada apa?? (Ria
mulai merasa gugup)
Tama : aku benci jadi yang
terbelakang, Ri..?? (suara tama begitu tajam). Aku benci karena selalu kalian
rendahkan, kalian tidak mengerti perasaan seorang teman. Aku selalu bersikap
baik pada kalian. Tapi, kenyataannya kalian malah sering mengejekku.
Ria : jadi.?? Kamu yang telah
membunuh mereka???
Tama : ia,, aku lakukan ini
semua karena balas dendam.
Tama
mendekati Ria sambil mengacungkan pisau yg tadi ia pegang.
Ria : Tam, ka.. kami minta
maaf,,, aku mewakili mereka semua untuk meminta maaf sama kamu, aku mohon, kamu
hentikan balas dendam ini. Semua tidak ada artinya tam.
Tama : sudah terlambat,Ri...
Tama
mengambil ancang –ancang untuk menusukkan pisau itu pada Ria.
Ria
: Aaaaaaaaaaaaaa.... yensiiiiiiiiii.... Tolongggggggggg
Dan
(Jlebbbbb) pisau menusuk perut Ria. Ria
terduduk Lemah.. suara seseorang mendekat kearah mereka..
Yensi : tamaaa!!!! Apa yang kamu
lakukan....!!!
Tama : balas dendam (sambil
tersenyum jahat).. aku muak karena sikap kalian yang tidak pernah mengerti
perasaan aku.. makanya, aku sengaja mengajak kalian ke Villa ini untuk balas
dendam pada kalian,, rupanya kalian mudah sekali dibujuk....
Yensi : bukankah waktu itu kami sudah meminta
maaf.. dan kamu sendiri yang mengatakan bahwa kamu telah memaafkan kami.
Tama : tidak semudah itu
menghilangkan sakit hati.. setelah hampir 3 tahun, aku kalian jadikan bahan
tertawaan. Dan dengan ucapan maaf kalian membayarnya??
Yensi : tapi, dengan membunuh
kami semua, itu juga tidak ada artinya.
Tama
tidak peduli dengan ucapan yensi, ia
mendekati Yensi dengan mengacungkan
pisau belati yang di penuhi darahnya Ria.
Tama : tentu berarti jika
orang-orang yang merendahkan ku mati dengan tanganku sendiri..
Yensi
terpojok, ia tidak bisa mundur lagi.. Tama berada didepannya sambil mengambil
ancang-ancang untuk membunuhnya.
Yensi
: tama, kami benar-benar minta maaf..
Tama
: tapi ini sudah terlalu terlambat...
Dan (jlebbbb) pisau juga menembus
perut yensi.....
“TAMAA”
suara seseorang muncul dari belakang. Tama menoleh. Yensi terjatuh.
Tama
: bruno..?? ka...kamu...... kamu masih hidup????
Bruno
: ia, aku masih hidup...
Tama:
ta... tapi,,, tapi... bagaimana bisa????
Bruno
: waktu kamu membuang ku di hutan,, aku memang belum mati.. aku berhasil
diselamatkan oleh salah satu warga. Aku
berjanji, jika aku sembuh total, aku akan membalas nya,, awalnya aku tidak
menyangka, kalau kamu adalah pembunuh kami semua.. tapi, itu memang
kenyataannya, dan siapapun kamu, aku tetap akan membunuhmu.
Tama
: mungkin aku yang akan membunuhmu terlebih dahulu..
Tama menyerang Bruno dgn pisau
belatinya, dan Bruno mengeluarkan pisau dari punggungnya, keduanya saling
menyerang. waktu Tama menyerang Bruno bagian perut, Bruno menghindar dan
membalas menyerang Tama dibagian kepala, Tama menangkisnya. . .
Tama dan Bruno saling berhadapan, ,
menetralkan pernafasan mereka.
Bruno
: tidak ku sangka, ternyata orang sepertimu mampu jadi seorang pembunuh..
ternyata ambisi mu untuk balas dendam itu sangat kuat.
Tama
:itulah sebabnya, jangan pernah merendahkan orang sepertiku.
Tama dan Bruno kembali menyerang.
Tapi, (Jlebbbbbb. Jlebbbbbb) Perut Bruno jadi sasaran Tama, dan perut Tama juga
sasaran Bruno. Akhirnya mereka berdua yang terkena pisau. Bruno dan Tama
sama-sama memegang pisau yang menancap di perut mereka...
Tama
: (sambil tersenyum seraya menahan rasa sakit) hmmm, aku senang, akhirnya, aku
bisa membalaskan semua dendamku pada kalian..
Bruno
: (sambil tersenyum seraya menahan rasa sakit) hhhh,, aku juga senang, karena
bisa membunuh orang yang telah membunuh sahabat-sahabatku.......
Dan akhirnya Bruno dan Tama
sama-sama terjatuh tak bernyawa.
_S E L E S A I _